Minggu, 22 Juli 2012
Hadist Tentang Gaharu ( menurut / Versi islam )
Hadist Bukhori muslim,Halaman 784 hadist ke 1429
Bab.Berobat dengan kayu gaharu yaitu al-kustu
هدس ١٤٢٩
حديڽُ اُّم ڤيس بنت محصن ڤا لت :سمغ النبي صل ل لله الايه وسلام : يقل : غلِكُم بهذا ِ الغود الهند يّ فاِ نّ فِ يْه سبغة اشفية يستغطُ به من الغذ ر ةِ
ويلةُ به من د اتِ الجنب ( ا خرحه الخا ري في :٧٢ -كبِا ب لطب:١٠- باب السغوط با لقسط اطندي البحي وهو الكست.
( maaf kalau susah di baca arabnya bisa buka sendidir hadistnya termksh )
Artinya:
Ummu qois binti mihsan ra berkata:
Aku telah mendengar Rasulullah bersabda,pakailah( pergunakanlah) kayu gaharu itu sebab mengandung tujuh macam obat,untuk sakit tenggorokan,juga dapat dimakan untuk obat sakit pinggang ( bukhori muslim )
Dari hasil penelitian berbagai negara tentang kegunaan kayu gaharu selain untuk hio/dupa,kemenyan,parfum,kosmetik,campuran obat nyamuk bakar,untuk sarang(rumah) walet,terapi,untuk agama hindu buat bakar mayat,mandi Asap dan juga bisa untuk Obat.
Dan berikut keutamaan dan pahala yang akan di dapat bagi orang yang suka menanam tanaman bagi umat muslim,maaf saya kutib dari dalilnya umat muslim
Diriwayatkan dari anas bin malik ra : Rasulullah pernah bersabda “ akan di pandang sebagai melakukan sedekah,seorang muslim yang menabur benih dan menanam pohon kemudian manfaat di ambil oleh manusia,burung-burung,atau hewan lainya,( HR al Bukhory dlm kitab al muzaro’ah)
Dan atau : Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman,lalu burung memakanya,atau manusia,atau hewan,kecuali dia akan mendapat sedekah karenanya
( Hr Bukhary dalam kitab al muzaro’ah 2320 dan muslim dalam kitab Al Musaqah 3950 )
Sabtu, 28 April 2012
Inokulasi merangsang pembentukan Gubalan
Pohon gaharu akan menghasilkan gubalan dengan tknik Inokulasi,tekni ini merupakan teknik terbaru,yang pada aawalnya menggunakan teknik tradisional berupa memantek pohon gaharu atau paku untuk menyekitin pohon gaharu tersebut.Dan seiring pekembangan teknologi sekarang menggunakan teknik Inokulasi untuk merangsang pembentukan gubalan yaitu berupa fusarium yang di inokulasi ke jaringan pohon tersebut dan ini merupakan
kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan
memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke
jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut
pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan
berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.
Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan. Adapun tahapan teknik pengembangan inokulan sebagai berikut:
• Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi mikroba penyakit pembentuk gaharu.
• Ambil potongan cabang atau kupasan batang pohon gaharu terpilih. Potongan cabang atau kupasan batang ini disebut “ Preparat ”.
• Bawa preparat tersebut ke Laboratorium dan upayakan agar suhu dan kelembapan nya tetap terjaga dengan cara dimasukkan dalam kotak es.
• Kembangkan spora dari preparat cabang dan atau batang tersebut di dalam media agar untuk diidentifikasi jenis mikrobanya sebagai biakan murni.
• Kembangkan spora dan miselium biakan murni tersebut kedalam media padat seperti serbuk gergaji pohon gaharu atau dalam media cair ang telah berisi unsur makro dan mikro sebagai energi hidup.
• Masukkan media spora kedalam incubator pembiakan dan kondisikan suhu dan kelembapan incubator pembiakan tersebut pada keadaan optimal, yaitu suhu 24 – 32C dan kelembapan 80%. Biarkan sekitar 1 – 2 bulan.
• Tempatkan spora yang sdah dibiakkan tersebut kedalam wadah berupa botol kaca, botol plastic, atau botol infuse bekas.
• Simpan botol dalam freezer incubator. Inokulan ini sudah siap diinokulasikan ke tanaman gaharu. Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon gaharu berbeda beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.
Inokulasi dengan inokulan padat.
Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lili malam”
Inokulasi dengan inokulan cair.
Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
• Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.
Di sadur dari buku:
Budidaya Gaharu karya Yana Sumarna 2002.
Potensi dan peluang bisnis tanaman Gaharu di Asahan
Karya Mujiono 2008.
Berikut Artikel Majalah TRUBUS , majalah Agrobisnis no, 1 di Indonesia mengenai teori terbentuknya Gubal Gaharu :
Gubal terbentuk karena rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,’ kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.
Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.
Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. ‘Ia membentengi sel dari serangan mikroba,’ kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.
Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.
Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, ‘Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,’ lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada ‘kecocokan’ antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top ‘mengundang’ gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, ‘Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,’ kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene.
http://www.jualgaharu.com/
Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.
Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan. Adapun tahapan teknik pengembangan inokulan sebagai berikut:
• Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi mikroba penyakit pembentuk gaharu.
• Ambil potongan cabang atau kupasan batang pohon gaharu terpilih. Potongan cabang atau kupasan batang ini disebut “ Preparat ”.
• Bawa preparat tersebut ke Laboratorium dan upayakan agar suhu dan kelembapan nya tetap terjaga dengan cara dimasukkan dalam kotak es.
• Kembangkan spora dari preparat cabang dan atau batang tersebut di dalam media agar untuk diidentifikasi jenis mikrobanya sebagai biakan murni.
• Kembangkan spora dan miselium biakan murni tersebut kedalam media padat seperti serbuk gergaji pohon gaharu atau dalam media cair ang telah berisi unsur makro dan mikro sebagai energi hidup.
• Masukkan media spora kedalam incubator pembiakan dan kondisikan suhu dan kelembapan incubator pembiakan tersebut pada keadaan optimal, yaitu suhu 24 – 32C dan kelembapan 80%. Biarkan sekitar 1 – 2 bulan.
• Tempatkan spora yang sdah dibiakkan tersebut kedalam wadah berupa botol kaca, botol plastic, atau botol infuse bekas.
• Simpan botol dalam freezer incubator. Inokulan ini sudah siap diinokulasikan ke tanaman gaharu. Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon gaharu berbeda beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.
Inokulasi dengan inokulan padat.
Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lili malam”
Inokulasi dengan inokulan cair.
Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
• Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.
Di sadur dari buku:
Budidaya Gaharu karya Yana Sumarna 2002.
Potensi dan peluang bisnis tanaman Gaharu di Asahan
Karya Mujiono 2008.
Berikut Artikel Majalah TRUBUS , majalah Agrobisnis no, 1 di Indonesia mengenai teori terbentuknya Gubal Gaharu :
Gubal terbentuk karena rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,’ kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.
Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.
Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. ‘Ia membentengi sel dari serangan mikroba,’ kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.
Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.
Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, ‘Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,’ lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada ‘kecocokan’ antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top ‘mengundang’ gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, ‘Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,’ kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene.
http://www.jualgaharu.com/
Jumat, 27 April 2012
SNI Standar Nasional Indonesia
SNI Standar
Nasional Indonesia
SNI 01-5009.1-1999
SNI 01-5009.1-1999
G A H A R U
1. Ruang
lingkup
Standar ini meliputi definisi,
lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan,
syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan,
sebagai pedoman pengujian gaharu yang diproduksi di Indonesia.
2. Definisi
Gaharu adalah sejenis kayu dengan
berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar
wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara
alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik
secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada
pohon Aguilaria sp. (Nama
daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain).
3.
Lambang dan Singkatan
3.1. U = Mutu utama 3.12. t = Tebal
3.2. I = Mutu pertama 3.13. TGA = Tanggung A
3.3. II = Mutu kedua 3.14. TAB = Tanggung AB
3.4. III = Mutu ketiga 3.15. TGC = Tanggung C
3.5. IV = Mutu keempat 3.16. TK 1 = Tanggung kemedangan 1
3.6. V = Mutu kelima 3.17. SB 1 = Sabah 1
3.7. VI = Mutu Keenam 3.18. M 1 = Kemedangan 1
3.8. VII = Mutu ketujuh 3.19. M 2 = Kemedangan 2
3.9. - = Tidak dipersyaratkan 3.20. M 3 = Kemedangan 3
3.10. p = Panjang 3.21. kg = kilogram
3.11. l = Lebar 3.22. gr = gram
4. Istilah
4.1. Abu gaharu
adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau
penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
4.2. Damar
gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau
bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh
warnanya yang hitam kecoklatan.
4.3. Gubal
gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh
warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
4.4. Kemedangan
adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu,
memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya
yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya
yang lunak.
5. Spesifikasi
Gaharu dikelompokkan menjadi 3
(tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.
6.
Klasifikasi
6.1. Gubal
gaharu dibagi dalam tanda mutu, yaitu :
- Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
6.2. Kemedangan
dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu :
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
- Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
- Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
- Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
- Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
- Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
6.3. Abu gaharu
dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu :
- Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
- Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
- Mutu kedua, dengan tanda mutu II.
7. Cara
Pemungutan
Gubal gaharu
dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah
mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh
infeksi pada pohon tersebut.
Pohon yang
telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah,
kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar
wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
Potongan-potongan
kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya
dan bentuknya.
Agar warna dari
potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu
tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan,
dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.
8. Syarat
Mutu
Persyaratan
umum
Baik gubal gaharu maupun
kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan busuk.
Persyaratan khusus
Persyaratan
khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal
Gaharu
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||
U
|
I
|
II
|
||
1.
|
Bentuk
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
Ukuran :
p l t |
4 - 15 cm 2 - 3 cm > 0,5 cm |
4 - 15 cm 2 - 3 cm > 0,5 cm |
>15 cm - - |
3.
|
Warna
|
Hitam merata
|
Hitam kecoklatan
|
Hitam kecoklatan
|
4.
|
Kandungan damar wangi
|
Tinggi
|
Cukup
|
Sedang
|
5.
|
Serat
|
Padat
|
Padat
|
Padat
|
6.
|
Bobot
|
Berat
|
Agak berat
|
Sedang
|
7.
|
Aroma (dibakar)
|
Kuat
|
Kuat
|
Agak kuat
|
Tabel 2. Persyaratan Mutu
Kemedangan
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
||
1.
|
Warna
|
Coklat kehitaman
|
Coklat bergaris hitam
|
Coklat bergaris putih
tipis
|
Kecoklatan bergaris
putih tipis
|
Kecoklatan bergaris
putih lebar
|
Putih keabu-abuan garis
hitam tipis
|
Putih keabu-abuan
|
2.
|
Kandungan damar wangi
|
Tinggi
|
Cukup
|
Sedang
|
Sedang
|
Sedang
|
Kurang
|
Kurang
|
3.
|
Serat
|
Agak padat
|
Agak padat
|
Agak padat
|
Kurang padat
|
Kurang padat
|
Jarang
|
Jarang
|
4.
|
Bobot
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Agak berat
|
Ringan
|
Ringan
|
Ringan
|
5.
|
Aroma (dibakar)
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Agak kuat
|
Kurang kuat
|
Kurang kuat
|
Kurang kuat
|
Tabel 3.
Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No.
|
Karakteristik
|
M u t u
|
||
U
|
I
|
II
|
||
1.
|
Warna
|
Hitam
|
Coklat kehitaman
|
Putih
kecoklatan/kekuningan
|
2.
|
Kandungan damar wangi
|
Tinggi
|
Sedang
|
Kurang
|
3.
|
Aroma (dibakar)
|
Kuat
|
Sedang
|
Kurang
|
9.
Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh kayu atau abu
gaharu untuk keperluan pemeriksaan dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh
uji seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Gaharu Contoh Uji
No.
|
Jumlah
Populasi
|
Jumlah
Contoh Uji
|
1.
2. 3. |
<100
kg
100 - 1.000 kg > 1.000 kg |
15
gr
100 gr 200 gr |
10. Cara Uji
10.1. Prinsip :
Pengujian dilakukan secara kasat mata (visual) dengan mengutamakan kesan warna
dan kesan bau (aroma) apabila dibakar.
10.2. Peralatan yang
digunakan meliputi meteran, pisau, bara api, kaca pembesar (loupe)
ukuran pembesaran > 10 (sepuluh) kali, dan timbangan.
10.3. Syarat pengujian
10.3.1. Kayu gaharu
yang akan diuji harus dikelompokkan menurut sortimen yang sama. Khusus untuk
abu gaharu dikelompokkan menurut warna yang sama.
10.3.2. Pengujian
dilaksanakan ditempat yang terang (dengan pencahayaan yang cukup), sehingga
dapat mengamati semua kelainan yang terdapat pada kayu atau abu gaharu.
10.4. Pelaksanaan
pengujian
10.4.1. Penetapan
jenis kayu
Penetapan jenis kayu gaharu dapat dilaksanakan
dengan memeriksa ciri umum kayu gaharu.
10.4.2. Penetapan
ukuran
Penetapan ukuran panjang, lebar
dan tebal kayu gaharu hanya berlaku untuk jenis gubal gaharu.
10.4.3. Penetapan
berat
Penetapan berat dilakukan dengan
cara penimbangan, menggunakan satuan kilogram (kg).
10.4.4. Penetapan mutu
Penetapan mutu kayu gaharu adalah
dengan penilaian terhadap ukuran, warna, bentuk, keadaan serat, bobot kayu, dan
aroma dari kayu gaharu yang diuji. Sedangkan untuk abu gaharu dengan cara
menilai warna dan aroma.
- Penilaian terhadap ukuran kayu gaharu, adalah dengan cara mengukur panjang, lebar dan tebal, sesuai dengan syarat mutu pada Tabel 2.
- Penilaian terhadap warna kayu dan abu gaharu adalah dengan menilai ketuaan warna, lebih tua warna kayu, menandakan kandungan damar semakin tinggi.
- Penilaian terhadap kandungan damar wangi dan aromanya adalah dengan cara memotong sebagian kecil dari kayu gaharu atau mengambil sejumput abu gaharu, kemudian membakarnya. Kandungan damar wangi yang tinggi dapat dilihat dari hasil pembakaran, yaitu kayu atau abu gaharu tersebut meleleh dan mengeluarkan aroma yang wangi dan kuat.
- Penilaian terhadap serat kayu gaharu, adalah menilai kerapatan dan kepadatan serat kayu. Serat kayu yang rapat, padat, halus dan licin, bermutu lebih tinggi dari pada serat yang jarang dan kasar.
10.4.5. Penetapan mutu
akhir
Penetapan mutu akhir didasarkan
pada mutu terendah menurut salah satu persyaratan mutu berdasarkan
karakteristik kayu gaharu.
11. Syarat Lulus
Uji
Kayu gaharu atau abu gaharu yang
telah diuji atau diperiksa, dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan
mutu yang telah ditetapkan.
12. Syarat
Penandaan
Pada kemasan kayu atau abu gaharu
yang telah selesai dilakukan pengujian harus diterakan:
- Nomor kemasan
- Berat kemasan
- Sortimen
- Mutu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)
- Nomor kemasan
- Berat kemasan
- Sortimen
- Mutu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)
http://www.jualgaharu.com/
Senin, 23 April 2012
Gubal Pada Pohon Gaharu
Pohon gaharu akan menghasilkan gubal lantaran rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,' kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.
Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.
Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. 'Ia membentengi sel dari serangan mikroba,' kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.
Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.
Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, 'Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,' lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada 'kecocokan' antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top 'mengundang' gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, 'Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,' kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene. ( http://www.jualgaharu.com/ ) ( bibigaharu.blogspot.com)
Minggu, 22 April 2012
Apa sebabnya kayu gaharu bernilai jual tinggi
Pohon Gaharu berasal dari bahasa Sanskrit yaitu
dari asal kata "agaru" yang berarti kayu berat (tenggelam) yang
menghasilkan produk damar atau resin dengan aroma yang harum apabila dibakar.
Kayu gaharu dikenali sebagai agar wood, aloes wood dan eagle wood.
Kayu gaharu mengandi bahan agarospirai, jinkoholeremol yang menghasilkan aroma gaharu dan juga menghasilkan minyak wangi. Manakala komponen methoxypenylethyl chrome menghasilkan bahan yang harum apabila gaharu dibakar.
Pengguna gaharu hampir semua bangsa dan agama. gaharu digunakan untuk tujuan keagamaan dan di timur tengah, gaharu dibakar untuk mengharumkan rumah. Manusia menggunakan gaharu semasa hidup dan ketika berlaku kematian. Ia digunakan juga untuk tujuan perubatan dan juga kecantikan.
Daun, akar dan kulit kayu gaharu digunakan sebagi obat anti malaria sementara air sulingan penghasilan gaharu digunakan untuk terapi tesetelah persalinan, antibiotik, anti kangker, penyakit kewanitaan, demam, sakit badan dan sakit perut.
Gaharu digunakan sebagai bahan kecantikan sejak berabad-abaad yang lalu kerana baunya yang eksotik, harum dan mewangi seperti bunga. Serbuk dari batangnya digunakan untuk menghasilkan barang kecantikan, sabun, lilin, obat-obatan dan minyak wangi.
Keharumannya dapat digunakan dalam bidang meditasi untuk mengurangkan stress. Ia juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal dan bengkak. Minyak gaharu dapat memberi ketenangan dan ketentraman badan. Ia juga dapat menyembuhkan luka bakar, menghalang pengeluaran keringat secara berlebihan serta membantu keseimbangan badan.
Pati minyak dan daun kayu gaharu berkhasiat merawat kulit seperti jerawat, ulser dan ruam. Khasiat kayu juga sebagai bahan utama dalam penghasilan produk wangian /parfum, obat salap, losyen, barang hias,dan minyak urutan/ untuk memijat.
Kayu gaharu mengandi bahan agarospirai, jinkoholeremol yang menghasilkan aroma gaharu dan juga menghasilkan minyak wangi. Manakala komponen methoxypenylethyl chrome menghasilkan bahan yang harum apabila gaharu dibakar.
Pengguna gaharu hampir semua bangsa dan agama. gaharu digunakan untuk tujuan keagamaan dan di timur tengah, gaharu dibakar untuk mengharumkan rumah. Manusia menggunakan gaharu semasa hidup dan ketika berlaku kematian. Ia digunakan juga untuk tujuan perubatan dan juga kecantikan.
Daun, akar dan kulit kayu gaharu digunakan sebagi obat anti malaria sementara air sulingan penghasilan gaharu digunakan untuk terapi tesetelah persalinan, antibiotik, anti kangker, penyakit kewanitaan, demam, sakit badan dan sakit perut.
Gaharu digunakan sebagai bahan kecantikan sejak berabad-abaad yang lalu kerana baunya yang eksotik, harum dan mewangi seperti bunga. Serbuk dari batangnya digunakan untuk menghasilkan barang kecantikan, sabun, lilin, obat-obatan dan minyak wangi.
Keharumannya dapat digunakan dalam bidang meditasi untuk mengurangkan stress. Ia juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal dan bengkak. Minyak gaharu dapat memberi ketenangan dan ketentraman badan. Ia juga dapat menyembuhkan luka bakar, menghalang pengeluaran keringat secara berlebihan serta membantu keseimbangan badan.
Pati minyak dan daun kayu gaharu berkhasiat merawat kulit seperti jerawat, ulser dan ruam. Khasiat kayu juga sebagai bahan utama dalam penghasilan produk wangian /parfum, obat salap, losyen, barang hias,dan minyak urutan/ untuk memijat.
Ada beberapa kegunaan kayu gaharu
diantaranya:
seperti
berikut:
- Mengurangkan dan melegakan stress (aromatheraphy)
- Memberi keyakinan diri serta senang didampingi dan berkomunikasi juga mengawal kemarahan serta menstabilkan hormon.
- Membantu mengubah sikap keperibadian serta mengatasi tekanan perasaan.
- Membantu mencerdaskan dan IQ..
- Membantu memberi kesegaran berfikir serta menguatkan daya ingatan juga mudah mendapat ide serta pintar dan bijak.
- Memberi kesegaran akibat keletihan dan kelesuan juga menambah ketenangan serta menyehatkan fikiran.
- Memulihkan tenaga
- Mengurangkan dan melegakan stress (aromatheraphy)
- Memberi keyakinan diri serta senang didampingi dan berkomunikasi juga mengawal kemarahan serta menstabilkan hormon.
- Membantu mengubah sikap keperibadian serta mengatasi tekanan perasaan.
- Membantu mencerdaskan dan IQ..
- Membantu memberi kesegaran berfikir serta menguatkan daya ingatan juga mudah mendapat ide serta pintar dan bijak.
- Memberi kesegaran akibat keletihan dan kelesuan juga menambah ketenangan serta menyehatkan fikiran.
- Memulihkan tenaga
Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenali mampu mengobati penyakit stress, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker. Kini penggunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk, atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.
Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Arab Saudi, Yaman, Oman, dataran China, Korea dan Jepun sehingga diperlukan sebagai bahan dasar industri perfume, obat-obatan, kosmetik dan pengawet berbagai jenis aksesori.
Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saaja, tetapi juga secara kedokteraan dapat dimanfaatkan sebagai obat. Gaharu boleh diguna sebagai obat anti asma, anti mikroba, stimulant kerja saraf dan pencernaan, obat sakit perut, perangsang nafssu birahi, penghilang rasa sakit, kangker, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, hepatitis, sirosis dan kosmetik untuk (perawat wajah dan menghaluskan kulit).
FAKTA TENTANG KAYU GAHARU
|
Kayu Gaharu - Aquilaria
malaccensis
Nama Tempatan: Gaharu/depu
Nama Saintifik: Aquilaria malaccensis
Nama Lain: Karas, Engkaras, agar wood, aquilaria, krasna, agaloca,aloeswood, eaglewood, jinkoh. Famili: Thymelaeaceae
Lokasi dijumpai: Hutan hujan tropika
Fakta keterangan:
Kayu Gaharu terkenal di seluruh dunia dengan berbagai panggilan, Chen Xiang bagi masyarakat Cina, Jin-Ko (Jepang) dan Oud atau Oode di kalangan bangsa Arab.
Ia juga digunakan oleh masyarakat secara meluas secara turun-temurun, malah ada yang mengatakan kayu gaharu telah digunakan sejak zaman Firaun untuk upacara keagamaan atau untuk membuat minyak wangi.
Pohon gaharu atau dikenali juga di Malaysia dengan nama lain seperti depu, karas atau engkaras dan merupakan pohon besar yang bisa mencapai ketinggian hingg 40 meter tingginya. Diameter batangnya bisa mencapai sekitar 60 cm. Gaharu merupakan sejenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan hutan hujan tropika, terutama di tanah rendah atau pegunungan hingga ketinggian 270 meter dari laut. penyebaran pertumbuhan pohon gaharu,secara geografinya meliputi kawasan Asia tenggara, Indonesia,India,tailand, dan China. Gaharu bisa hidup di semua jenis tanah kecuali kawasan payau dan berair.
Secara keseluruhan terdapat 27 jenis gaharu yang dapat kita jumpai di Asia sebagaiberikut
Nama Tempatan: Gaharu/depu
Nama Saintifik: Aquilaria malaccensis
Nama Lain: Karas, Engkaras, agar wood, aquilaria, krasna, agaloca,aloeswood, eaglewood, jinkoh. Famili: Thymelaeaceae
Lokasi dijumpai: Hutan hujan tropika
Fakta keterangan:
Kayu Gaharu terkenal di seluruh dunia dengan berbagai panggilan, Chen Xiang bagi masyarakat Cina, Jin-Ko (Jepang) dan Oud atau Oode di kalangan bangsa Arab.
Ia juga digunakan oleh masyarakat secara meluas secara turun-temurun, malah ada yang mengatakan kayu gaharu telah digunakan sejak zaman Firaun untuk upacara keagamaan atau untuk membuat minyak wangi.
Pohon gaharu atau dikenali juga di Malaysia dengan nama lain seperti depu, karas atau engkaras dan merupakan pohon besar yang bisa mencapai ketinggian hingg 40 meter tingginya. Diameter batangnya bisa mencapai sekitar 60 cm. Gaharu merupakan sejenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan hutan hujan tropika, terutama di tanah rendah atau pegunungan hingga ketinggian 270 meter dari laut. penyebaran pertumbuhan pohon gaharu,secara geografinya meliputi kawasan Asia tenggara, Indonesia,India,tailand, dan China. Gaharu bisa hidup di semua jenis tanah kecuali kawasan payau dan berair.
Secara keseluruhan terdapat 27 jenis gaharu yang dapat kita jumpai di Asia sebagaiberikut
.
Nama Botanis
Daerah Penyebaran
1 Aquilaria
malacensis Kalimantan,
Sumatra
2 Aquilaria
hirta
Kalimantan, Sumatra
3 Aquilaria
filarial Nusa
tenggara, Maluku, Irian Jaya
4 Aquilaria
microcarpa Kalimantan,
Sumatra
5 Aquilaria
agalloccha Roxb Kalimantan,
Sumatra, jawa
6 Aquilaria
beccariana Kalimantan,
Sumatra
7 Aquilaria
secundana Maluku, Irian Jaya
8 Aquilaria
moszkowskii Sumatra
9 Aquilaria
tomentosa Irian Jaya
10 Aetoxylon sympethalum Maluku, Irian Jaya, Kalimantan
11 Enkleia malacensis Maluku, Irian Jaya
12 Wikstromiea poliantha Nusa tenggara, Maluku, Irian
Jaya
13 Wikstromiea tenuriamis Kalimantan, Sumatra, Bangka
14 Wikstromiea androsaemofilia Irian Jaya, Kalimantan, NTT, Sulawesi
15 Gonystylus bancanus Kalimantan, Sumatra, Bangka
16 Gonystylus macrophyllus Kalimantan, Sumatra
17 Gyrinops cumingiana Nusa tenggara, Irian Jaya
18 Gyrinop rosbergii Nusa tenggara
19 Gyrinop versteegii NTT, NTB
20 Gyrinop moluccana Maluku, Halmahera
21 Gyrinop decipiens Sulawesi Tengah
22 Gyrinop ledermanii Irian Jaya
23 Gyrinop salicifolia Irian Jaya
24 Gyrinop audate Irian Jaya
25 Gyrinop podocarpus Irian Jaya
26 Dalbergia farviflora Kalimantan, Sumatra
27 Exccocaria agaloccha \Jawa, Kalimantan, Sumatra
Kegunaan:
Resin yang terdapat di bagian batang pohon gaharu merupakan bahan yang mempunyai nilai komersial yang amat tinggi di pasaran seluruh dunia. Resin ini telah digunakan sejak zaman dulu sebagai setanggi atau kemenyan, digunakan dalam pengobatan, kosmetik,bahan untuk upacara keagamaan. Cara tradisonal untuk mendapatkan resin(gobalan) ini ialah dengan menebang pohon gaharu ini untuk mendapatkan resinnya. Tetapi tidak semua pohon yang telah besar akan menghasilkan resin,sedangkan cara panennya di tebang,ini yang menyebabkan pohon gaharu semakin langka di indonesia.
dan terancam kepunahanya,apabila tidak membudidayakan secara terus menerus.
Langganan:
Postingan (Atom)