Minggu, 22 Juli 2012

Hadist Tentang Gaharu ( menurut / Versi islam )

Hadist Bukhori muslim,Halaman 784 hadist ke 1429 Bab.Berobat dengan kayu gaharu yaitu al-kustu
هدس ١٤٢٩ حديڽُ اُّم ڤيس بنت محصن ڤا لت :سمغ النبي صل ل لله الايه وسلام : يقل : غلِكُم بهذا ِ الغود الهند يّ فاِ نّ فِ يْه سبغة اشفية يستغطُ به من الغذ ر ةِ ويلةُ به من د اتِ الجنب ( ا خرحه الخا ري في :٧٢ -كبِا ب لطب:١٠- باب السغوط با لقسط اطندي البحي وهو الكست. ( maaf kalau susah di baca arabnya bisa buka sendidir hadistnya termksh ) Artinya: Ummu qois binti mihsan ra berkata: Aku telah mendengar Rasulullah bersabda,pakailah( pergunakanlah) kayu gaharu itu sebab mengandung tujuh macam obat,untuk sakit tenggorokan,juga dapat dimakan untuk obat sakit pinggang ( bukhori muslim ) Dari hasil penelitian berbagai negara tentang kegunaan kayu gaharu selain untuk hio/dupa,kemenyan,parfum,kosmetik,campuran obat nyamuk bakar,untuk sarang(rumah) walet,terapi,untuk agama hindu buat bakar mayat,mandi Asap dan juga bisa untuk Obat. Dan berikut keutamaan dan pahala yang akan di dapat bagi orang yang suka menanam tanaman bagi umat muslim,maaf saya kutib dari dalilnya umat muslim Diriwayatkan dari anas bin malik ra : Rasulullah pernah bersabda “ akan di pandang sebagai melakukan sedekah,seorang muslim yang menabur benih dan menanam pohon kemudian manfaat di ambil oleh manusia,burung-burung,atau hewan lainya,( HR al Bukhory dlm kitab al muzaro’ah) Dan atau : Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman,lalu burung memakanya,atau manusia,atau hewan,kecuali dia akan mendapat sedekah karenanya ( Hr Bukhary dalam kitab al muzaro’ah 2320 dan muslim dalam kitab Al Musaqah 3950 )

Sabtu, 28 April 2012

Inokulasi merangsang pembentukan Gubalan

Pohon gaharu akan menghasilkan gubalan dengan tknik Inokulasi,tekni ini merupakan teknik terbaru,yang pada aawalnya menggunakan teknik tradisional berupa memantek pohon gaharu atau paku untuk menyekitin pohon gaharu tersebut.Dan seiring pekembangan teknologi sekarang menggunakan teknik Inokulasi untuk merangsang pembentukan gubalan yaitu berupa fusarium yang di inokulasi ke jaringan pohon tersebut dan ini merupakan kuman penyebab penyakit. Oleh karena itu pohon gaharu itu melawan dengan memproduksi resin bernama fitoaleksin supaya kuman tak menyebar ke jaringan pohon lain. Seiring waktu, resin itu mengeras di sudut sudut pembuluh xylem dan floem – organ pohon yang mendistribusikan makanan berwarna kecokelatan, serta harum bila dibakar.
Mengingat jenis isolate penyakit pembentuk gaharu berbeda beda sesuai kondisi iklim dan lingkungan, maka penyedia inokulan perlu melakukan isolasi jenis penyakit yang berprospek memproduksi gaharu. Isolasi ini dilakukan terhadap tanaman gaharu alam yang berada di dalam kawasan hutan sekitar daerah pengembangan. Untuk tujuan tersebut, perlu diawali dengan pengamatan lapangan untuk mempelajari aspek gaharu yang tumbuh alami serta mengisolasi dan mengidentifikasi jenis penyakit dari pohon yang terserang.











Agar berhasil mengembangkan inokulan pembentuk gaharu, diperlukan teknik tertentu. Untuk hal ini, sangat diperlukan peran dari pemerintah daerah instansi atau lembaga terkait, perguruan tinggi, dan investor atau pengusaha swasta didaerah setempat sebagai pelaku produksi inokulan. Adapun tahapan teknik pengembangan inokulan sebagai berikut:
• Pilih pohon gaharu alami yang sudah terinfeksi mikroba penyakit pembentuk gaharu.
• Ambil potongan cabang atau kupasan batang pohon gaharu terpilih. Potongan cabang atau kupasan batang ini disebut “ Preparat ”.
• Bawa preparat tersebut ke Laboratorium dan upayakan agar suhu dan kelembapan nya tetap terjaga dengan cara dimasukkan dalam kotak es.
• Kembangkan spora dari preparat cabang dan atau batang tersebut di dalam media agar untuk diidentifikasi jenis mikrobanya sebagai biakan murni.
• Kembangkan spora dan miselium biakan murni tersebut kedalam media padat seperti serbuk gergaji pohon gaharu atau dalam media cair ang telah berisi unsur makro dan mikro sebagai energi hidup.
• Masukkan media spora kedalam incubator pembiakan dan kondisikan suhu dan kelembapan incubator pembiakan tersebut pada keadaan optimal, yaitu suhu 24 – 32C dan kelembapan 80%. Biarkan sekitar 1 – 2 bulan.
• Tempatkan spora yang sdah dibiakkan tersebut kedalam wadah berupa botol kaca, botol plastic, atau botol infuse bekas.
• Simpan botol dalam freezer incubator. Inokulan ini sudah siap diinokulasikan ke tanaman gaharu. Teknik inokulasi dengan inokulan terhadap pohon gaharu berbeda beda sesuai dengan bentuk inokulannya. Pada pelaksanaan penginokulasian terhadap pohon gaharu ini, harus diperhatikan umur dan diameter batangnya. Batas minimal suatu pohon dapat di inokulasi ditandai dengan pohon yang mulai berbunga. Biasanya umur tanaman tersebut sekitar 4 – 5 tahun atau diameter batang sudah mencapai 8 – 10 cm. Berikut diulas teknik inokulasi menggunakan inokulan padat dan cair.
Inokulasi dengan inokulan padat.
Teknik inokulasi pohon gaharu menggunakan inokulan padat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Buat lubang pada batang kayu gaharu dengan menggunakan bor. Diameter lubang bor sekitar 0,8 – 10 mm. Kedalaman optimal pemboran ini perlu disesuaikan dengan ukuran diameter batang, biasanya sekitar 5 cm. Setiap batang dibuatkan banyak lubang dengan jarak antar lubang bor sekitar 20 cm.
• Bersihkan tangan pelaku inokulasi dengan air hingga bersih dan dibilas dengan alcohol sebelum pelaksanaan inokulasi.
• Masukkan inokulasi padat ke setiap lubang. Jumlah inokulan disesuaikan dengan kedalaman lubang. Sebagai patokan, pemasukan ini dilakukan hingga lubang terisi penuh dengan inokulan. Agar pemasukan menjadi mudah, gunakan potongan kayu atau bamboo yang ukurannya sesuai dengan ukuran diameter lubang.
• Tutup setiap lubang yang sudah diberi inokulan untuk mnghindari masuknya air ke dalam lubang. Penutupan lubang ini dilakukan dengan pasak kayu gaharu. Penutupan pun dapat dilakukan dengan “lili malam”

Inokulasi dengan inokulan cair.
Teknik inokulasi menggunakan inokulan cair dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
• Lakukan pengeboran pada pangkal batang pohon dengan posisi miring kebawah. Kedalaman pemboran disesuaikan dengan diameter batang pohon, biasanya 1/3 diameter batang. Sementara mata bor yang digunakan berukuran sama dengan selang infus sekitar 0,5 cm. Selang infuse tersebut biasanya sudah disediakan produsen inokulan pada saat pembelian inokulan. Namun, bila belum tersedia, selang infuse dapat disediakan sendiri oleh petani.
• Masukkan selang infus yang ada pada botol inokulan cair kedalam lubang.
• Atur besarnya aliran inokulan cair tersebut. Hentikan aliran infuse bila cairan inokulan sudah keluar dari lubang.
• Tutup bagian tepi disekitar selang infuse dengan menggunakan “lilin malam”.
• Ulangi pengaturan aliran masuknya cairan infuse kedalam lubang setiap 1 – 2 hari, tergantung keadaan cairan dalam lubang. Pengaturan aliran dilakukan bila lubang sudah tidak terdapat lagi cairan inokulasi.
• Laksanakan penginokulasian ini hingga inokulan cair didalam botol infuse tersebut habis. Penginokulasian diulang kembali dengan botol inokulasi baru, bila belum ada tanda tanda kematian fisik dan fisiologis.
Di sadur dari buku:
Budidaya Gaharu karya Yana Sumarna 2002.
Potensi dan peluang bisnis tanaman Gaharu di Asahan
Karya Mujiono 2008.
Berikut Artikel Majalah TRUBUS , majalah Agrobisnis no, 1 di Indonesia mengenai teori terbentuknya Gubal Gaharu :
Gubal terbentuk karena rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,’ kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.
Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.
Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. ‘Ia membentengi sel dari serangan mikroba,’ kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.
Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.
Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, ‘Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,’ lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada ‘kecocokan’ antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top ‘mengundang’ gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, ‘Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,’ kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene.
http://www.jualgaharu.com/

Jumat, 27 April 2012

SNI Standar Nasional Indonesia


SNI Standar Nasional Indonesia
SNI 01-5009.1-1999
G A H A R U 
1.    Ruang lingkup
Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan, sebagai pedoman pengujian gaharu yang diproduksi di Indonesia.
2.    Definisi
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain).
3.    Lambang dan Singkatan
3.1.  U   = Mutu utama             3.12. t    = Tebal    
3.2.  I   = Mutu pertama           3.13. TGA  = Tanggung A
3.3.  II  = Mutu kedua             3.14. TAB  = Tanggung AB
3.4.  III = Mutu ketiga            3.15. TGC  = Tanggung C
3.5.  IV  = Mutu keempat           3.16. TK 1 = Tanggung kemedangan 1
3.6.  V   = Mutu kelima            3.17. SB 1 = Sabah 1            
3.7.  VI  = Mutu Keenam            3.18. M 1  = Kemedangan 1
3.8.  VII = Mutu ketujuh           3.19. M 2  = Kemedangan 2
3.9.  -   = Tidak dipersyaratkan   3.20. M 3  = Kemedangan 3
3.10. p   = Panjang                3.21. kg   = kilogram
3.11. l   = Lebar                  3.22. gr   = gram
4.    Istilah
4.1.    Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
4.2.    Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
4.3.    Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
4.4.    Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.
5.    Spesifikasi
Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.
6.    Klasifikasi
6.1.    Gubal gaharu dibagi dalam tanda mutu, yaitu :
  1. Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
6.2.    Kemedangan dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu :
  1. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
  2. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
  3. Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
  4. Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
  5. Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
  6. Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
  7. Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
6.3.    Abu gaharu dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu :
  1. Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II.


7.    Cara Pemungutan
    Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
    Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
   Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
   Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
    Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.
8.    Syarat Mutu
    Persyaratan umum
Baik gubal gaharu maupun kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan busuk.
    Persyaratan khusus
Persyaratan khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
No.
Karakteristik
M u t u
U
I
II
1.
Bentuk
-
-
-
2.
Ukuran :
  p
  l
  t

4 - 15 cm
2 - 3 cm
> 0,5 cm

4 - 15 cm
2 - 3 cm
> 0,5 cm

>15 cm
-
-
3.
Warna
Hitam merata
Hitam kecoklatan
Hitam kecoklatan
4.
Kandungan damar wangi
Tinggi
Cukup
Sedang
5.
Serat
Padat
Padat
Padat
6.
Bobot
Berat
Agak berat
Sedang
7.
Aroma (dibakar)
Kuat
Kuat
Agak kuat
Tabel 2. Persyaratan Mutu Kemedangan
No.
Karakteristik
M u t u
I
II
III
IV
V
VI
VII
1.
Warna
Coklat kehitaman
Coklat bergaris hitam
Coklat bergaris putih tipis
Kecoklatan bergaris putih tipis
Kecoklatan bergaris putih lebar
Putih keabu-abuan garis hitam tipis
Putih keabu-abuan
2.
Kandungan damar wangi
Tinggi
Cukup
Sedang
Sedang
Sedang
Kurang
Kurang
3.
Serat
Agak padat
Agak padat
Agak padat
Kurang padat
Kurang padat
Jarang
Jarang
4.
Bobot
Agak berat
Agak berat
Agak berat
Agak berat
Ringan
Ringan
Ringan
5.
Aroma (dibakar)
Agak kuat
Agak kuat
Agak kuat
Agak kuat
Kurang kuat
Kurang kuat
Kurang kuat
Tabel 3. Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No.
Karakteristik
M u t u
U
I
II
1.
Warna
Hitam
Coklat kehitaman
Putih kecoklatan/kekuningan
2.
Kandungan damar wangi
Tinggi
Sedang
Kurang
3.
Aroma (dibakar)
Kuat
Sedang
Kurang
9.    Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh kayu atau abu gaharu untuk keperluan pemeriksaan dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh uji seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Gaharu Contoh Uji
No.
Jumlah Populasi
Jumlah Contoh Uji
1.
2.
3.
<100 kg
100 - 1.000 kg
> 1.000 kg
15 gr
100 gr
200 gr

10.   Cara Uji
10.1.   Prinsip : Pengujian dilakukan secara kasat mata (visual) dengan mengutamakan kesan warna dan kesan bau (aroma) apabila dibakar.
10.2.   Peralatan yang digunakan meliputi meteran, pisau, bara api, kaca pembesar (loupe) ukuran pembesaran > 10 (sepuluh) kali, dan timbangan.
10.3.   Syarat pengujian
10.3.1.   Kayu gaharu yang akan diuji harus dikelompokkan menurut sortimen yang sama. Khusus untuk abu gaharu dikelompokkan menurut warna yang sama.
10.3.2.   Pengujian dilaksanakan ditempat yang terang (dengan pencahayaan yang cukup), sehingga dapat mengamati semua kelainan yang terdapat pada kayu atau abu gaharu.
10.4.   Pelaksanaan pengujian
10.4.1.   Penetapan jenis kayu
Penetapan jenis kayu gaharu dapat dilaksanakan dengan memeriksa ciri umum kayu gaharu.
10.4.2.   Penetapan ukuran
Penetapan ukuran panjang, lebar dan tebal kayu gaharu hanya berlaku untuk jenis gubal gaharu.
10.4.3.   Penetapan berat
Penetapan berat dilakukan dengan cara penimbangan, menggunakan satuan kilogram (kg).
10.4.4.   Penetapan mutu
Penetapan mutu kayu gaharu adalah dengan penilaian terhadap ukuran, warna, bentuk, keadaan serat, bobot kayu, dan aroma dari kayu gaharu yang diuji. Sedangkan untuk abu gaharu dengan cara menilai warna dan aroma.
  1. Penilaian terhadap ukuran kayu gaharu, adalah dengan cara mengukur panjang, lebar dan tebal, sesuai dengan syarat mutu pada Tabel 2.
  2. Penilaian terhadap warna kayu dan abu gaharu adalah dengan menilai ketuaan warna, lebih tua warna kayu, menandakan kandungan damar semakin tinggi.
  3. Penilaian terhadap kandungan damar wangi dan aromanya adalah dengan cara memotong sebagian kecil dari kayu gaharu atau mengambil sejumput abu gaharu, kemudian membakarnya. Kandungan damar wangi yang tinggi dapat dilihat dari hasil pembakaran, yaitu kayu atau abu gaharu tersebut meleleh dan mengeluarkan aroma yang wangi dan kuat.
  4. Penilaian terhadap serat kayu gaharu, adalah menilai kerapatan dan kepadatan serat kayu. Serat kayu yang rapat, padat, halus dan licin, bermutu lebih tinggi dari pada serat yang jarang dan kasar.
10.4.5.   Penetapan mutu akhir
Penetapan mutu akhir didasarkan pada mutu terendah menurut salah satu persyaratan mutu berdasarkan karakteristik kayu gaharu.
11.   Syarat Lulus Uji
Kayu gaharu atau abu gaharu yang telah diuji atau diperiksa, dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
12.   Syarat Penandaan
Pada kemasan kayu atau abu gaharu yang telah selesai dilakukan pengujian harus diterakan:
- Nomor kemasan
- Berat kemasan
- Sortimen
- Mutu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP) 

 http://www.jualgaharu.com/

Senin, 23 April 2012

Gubal Pada Pohon Gaharu


Pohon gaharu akan menghasilkan gubal lantaran rangsangan dari mikroba yang masuk ke jaringan tanaman,' kata Dr Ir Mucharromah, MSc, peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Mikroba-berupa cendawan atau bakteri-masuk melalui luka. Luka bisa disebabkan karena pengeboran, penggergajian, bahan cabang patah, atau kulit terkelupas.
Di Kelurahan Sidomulyo, Bengkulu, Jasmi Syafaruddin punya 5 pohon. Gara-gara Jasmi membakar sampah di dekat situ, kulit 2 tanaman terkelupas. Dalam posisi telanjang seperti itu diduga fusarium datang menyerang. Dua pohon berumur 5 tahun itu sekarang sudah bergubal. Abdulqodir Hadi Mustofa Habibullah di Jambi mencoba mengebor secara vertikal. Mata bor ¾ inci dibenamkan sedalam 1-3 m. Lalu minimal 10 botol inokulan fusarium bervolume 600 cc dikucurkan. Dari proses itu Habib mulai menuai gaharu.
Ketika mikroba masuk jaringan tanaman, ia dianggap sebagai benda asing. Makanya tanaman merespon dengan mengeluarkan penangkal. Tri Mulyaningsih, MSi, ahli gaharu dari Universitas Mataram menyebut zat imun itu fitoalexin. Bentuknya berupa resin beraroma yang diproduksi oleh alkaloid sel. Resin berwarna cokelat itu melindungi sel-sel tanaman dari serangan mikroba. 'Ia membentengi sel dari serangan mikroba,' kata Mucharromah. Resin melokalisir kerusakan akibat serangan mikroba supaya luka tidak meluas ke jaringan lain. Deposit resin-pada jaringan hidup-yang terus menumpuk berujung pada terbentuknya gaharu.
Salah satu ciri yang dapat dijadikan indikator tajuk tanaman menguning dan rontok, pada batang atau cabang terjadi pembengkakan, pelekukan, atau penebalan. Namun, ketika mikroba terlalu perkasa, gubal urung terbentuk. Tanaman bisa mati-minimal batang busuk-karena kalah kuat melawan keganasan si penyusup. Jika respon tanaman terlalu kuat, gubal yang sempat terbentuk akan menghilang.
Penyebab harum
Kejadian itu lantaran, 'Respon setiap jenis tanaman terhadap infeksi mikroba berbeda-beda,' lanjut Mucharromah. Oleh karena itu mesti ada 'kecocokan' antara jenis tanaman penghasil gaharu dengan mikroba inokulannya. Yang dipercaya sebagai inokulan utama di alam adalah Fusarium sp.
Penelitian doktor patologi tanaman dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, itu menunjukkan di Bengkulu F. cylindriscorpum dan F. oxysporum paling top 'mengundang' gubal pada A. malaccensis.
Pada proses inokulasi buatan, 'Sukses-tidaknya pembentukan gaharu bisa diketahui sejak hari ke-5 pascainokulasi,' kata Ir Hartal MP, juga peneliti gaharu dari Universitas Bengkulu. Pada bagian yang terbentuk gaharu terlihat kayu berubah warna menjadi kecokelatan. Perkara terbentuknya aroma harum gaharu, itu karena resin yang dihasilkan oleh alkaloid sel berupa oleoresin dengan kandungan fitokimia sesquiterpene. ( http://www.jualgaharu.com/ ) (  bibigaharu.blogspot.com)

Minggu, 22 April 2012

Apa sebabnya kayu gaharu bernilai jual tinggi


Pohon Gaharu berasal dari bahasa Sanskrit yaitu dari asal kata "agaru" yang berarti kayu berat (tenggelam) yang menghasilkan produk damar atau resin dengan aroma yang harum apabila dibakar. Kayu gaharu dikenali sebagai agar wood, aloes wood dan eagle wood.

Kayu gaharu mengandi bahan agarospirai, jinkoholeremol yang menghasilkan aroma gaharu dan juga menghasilkan minyak wangi. Manakala komponen methoxypenylethyl chrome menghasilkan bahan yang harum apabila gaharu dibakar.

Pengguna gaharu hampir semua bangsa dan agama. gaharu digunakan untuk tujuan keagamaan dan di timur tengah, gaharu dibakar untuk mengharumkan rumah. Manusia menggunakan gaharu semasa hidup dan ketika berlaku kematian. Ia digunakan juga untuk tujuan perubatan dan juga kecantikan.

Daun, akar dan kulit kayu gaharu digunakan sebagi obat anti malaria sementara air sulingan penghasilan gaharu digunakan untuk terapi tesetelah persalinan, antibiotik, anti kangker, penyakit kewanitaan, demam, sakit badan dan sakit perut.

Gaharu digunakan sebagai bahan kecantikan sejak berabad-abaad yang lalu kerana baunya yang eksotik, harum dan mewangi seperti bunga. Serbuk dari batangnya digunakan untuk menghasilkan barang kecantikan, sabun, lilin, obat-obatan dan minyak wangi.

Keharumannya dapat digunakan dalam bidang meditasi untuk mengurangkan stress. Ia juga digunakan untuk mengobati penyakit kulit seperti gatal dan bengkak. Minyak gaharu dapat memberi ketenangan dan ketentraman badan. Ia juga dapat menyembuhkan luka bakar, menghalang pengeluaran keringat secara berlebihan serta membantu keseimbangan badan.

Pati minyak dan daun kayu gaharu berkhasiat merawat kulit seperti jerawat, ulser dan ruam. Khasiat kayu juga sebagai bahan utama dalam penghasilan produk wangian /parfum, obat salap, losyen, barang hias,dan minyak urutan/ untuk memijat.

Ada beberapa kegunaan kayu gaharu diantaranya:
seperti berikut:
- Mengurangkan dan melegakan stress (aromatheraphy)
- Memberi keyakinan diri serta senang didampingi dan berkomunikasi juga mengawal kemarahan serta menstabilkan hormon.
- Membantu mengubah sikap keperibadian serta mengatasi tekanan perasaan.
- Membantu mencerdaskan dan IQ..
- Membantu memberi kesegaran berfikir serta menguatkan daya ingatan juga mudah mendapat ide  serta pintar dan bijak.
- Memberi kesegaran akibat keletihan dan kelesuan juga menambah ketenangan serta menyehatkan fikiran.
- Memulihkan tenaga


Dari hasil penelitian yang ada, gaharu dikenali mampu mengobati penyakit stress, asma, liver, ginjal, radang lambung, radang usus, rhematik, tumor dan kanker. Kini penggunaan gaharu sebagai obat terus meningkat. Sampai saat ini, pemanfaatan gaharu masih dalam bentuk bahan baku (kayu bulatan, cacahan, bubuk, atau fosil kayu yang sudah terkubur. Setiap bentuk produk gaharu tersebut mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda.

Gaharu mempunyai kandungan resin atau damar wangi yang mengeluarkan aroma dengan keharuman yang khas. Dari aromanya itu yang sangat popular bahkan sangat disukai oleh masyarakat negara-negara di Timur Tengah, Arab Saudi, Yaman, Oman, dataran China, Korea dan Jepun sehingga diperlukan sebagai bahan dasar industri perfume, obat-obatan, kosmetik dan pengawet berbagai jenis aksesori.

Dengan seiringnya perkembangan ilmu pengtahuan dan teknologi industri, gaharu bukan hanya berguna sebagai bahan untuk industri wangi-wangian saaja, tetapi juga secara kedokteraan dapat dimanfaatkan sebagai obat. Gaharu boleh diguna sebagai obat anti asma, anti mikroba, stimulant kerja saraf dan pencernaan, obat sakit perut, perangsang nafssu birahi, penghilang rasa sakit, kangker, tumor paru-paru, obat tumor usus, penghilang stress, gangguan ginjal, hepatitis, sirosis dan kosmetik untuk (perawat wajah dan menghaluskan kulit).

FAKTA TENTANG KAYU GAHARU

Kayu Gaharu - Aquilaria malaccensis
Nama Tempatan: Gaharu/depu
Nama Saintifik: Aquilaria malaccensis
Nama Lain: Karas, Engkaras, agar wood, aquilaria, krasna, agaloca,aloeswood, eaglewood, jinkoh. Famili: Thymelaeaceae
Lokasi dijumpai: Hutan hujan tropika

Fakta keterangan:
Kayu Gaharu terkenal di seluruh dunia dengan berbagai panggilan, Chen Xiang bagi masyarakat Cina, Jin-Ko (Jepang) dan Oud atau Oode di kalangan bangsa Arab.

Ia juga digunakan oleh masyarakat secara meluas secara turun-temurun, malah ada yang mengatakan kayu gaharu telah digunakan sejak zaman Firaun untuk upacara keagamaan atau untuk membuat minyak wangi.

Pohon gaharu atau dikenali juga di Malaysia dengan nama lain seperti depu, karas atau engkaras dan  merupakan pohon besar yang bisa mencapai ketinggian hingg 40 meter tingginya. Diameter batangnya bisa mencapai sekitar 60 cm. Gaharu merupakan sejenis tumbuhan yang tumbuh di kawasan hutan hujan tropika, terutama di tanah rendah atau pegunungan  hingga ketinggian 270 meter dari laut. penyebaran pertumbuhan pohon gaharu,
secara geografinya meliputi kawasan Asia tenggara, Indonesia,India,tailand, dan China. Gaharu bisa hidup di semua jenis tanah kecuali kawasan payau dan berair.

Secara keseluruhan terdapat 27 jenis gaharu yang dapat kita jumpai di Asia sebagaiberikut
 .        Nama Botanis                             Daerah Penyebaran
 1   Aquilaria malacensis                    Kalimantan, Sumatra
  2   Aquilaria hirta                             Kalimantan, Sumatra
  3   Aquilaria filarial                           Nusa tenggara, Maluku, Irian Jaya
  4   Aquilaria microcarpa                  Kalimantan, Sumatra
  5   Aquilaria agalloccha Roxb          Kalimantan, Sumatra, jawa
  6   Aquilaria beccariana                   Kalimantan, Sumatra
  7   Aquilaria secundana                   Maluku, Irian Jaya
  8   Aquilaria moszkowskii               Sumatra
  9   Aquilaria tomentosa Irian           Jaya
  10 Aetoxylon sympethalum             Maluku, Irian Jaya, Kalimantan
11 Enkleia malacensis                     Maluku, Irian Jaya
12 Wikstromiea poliantha               Nusa tenggara, Maluku, Irian Jaya
13 Wikstromiea tenuriamis              Kalimantan, Sumatra, Bangka
14 Wikstromiea androsaemofilia      Irian Jaya, Kalimantan, NTT, Sulawesi
15 Gonystylus bancanus                 Kalimantan, Sumatra, Bangka
16 Gonystylus macrophyllus           Kalimantan, Sumatra
17 Gyrinops cumingiana                 Nusa tenggara, Irian Jaya
18 Gyrinop rosbergii                      Nusa tenggara
19 Gyrinop versteegii                     NTT, NTB
 20 Gyrinop moluccana                   Maluku, Halmahera
21 Gyrinop decipiens                    Sulawesi Tengah
22 Gyrinop ledermanii                    Irian Jaya
23 Gyrinop salicifolia                     Irian Jaya
24 Gyrinop audate                        Irian Jaya
25 Gyrinop podocarpus                Irian Jaya
26 Dalbergia farviflora                   Kalimantan, Sumatra
27 Exccocaria agaloccha              \Jawa, Kalimantan, Sumatra

      Kegunaan:
Resin yang terdapat di bagian batang pohon gaharu merupakan bahan yang mempunyai nilai komersial yang amat tinggi di pasaran seluruh dunia. Resin ini telah digunakan sejak zaman dulu sebagai setanggi atau kemenyan, digunakan dalam pengobatan, kosmetik,bahan untuk upacara keagamaan. Cara tradisonal untuk mendapatkan resin(gobalan) ini ialah dengan menebang pohon gaharu  ini untuk mendapatkan resinnya. Tetapi tidak semua pohon yang telah besar akan menghasilkan resin,sedangkan cara panennya di tebang,ini yang menyebabkan pohon gaharu  semakin langka di indonesia.
dan  terancam kepunahanya,apabila tidak membudidayakan secara terus menerus.